-----------------------------------------
Saya manusia, jelas.. pasti..
Saya hidup untuk makan, minum, mandi, kecil, dewasa, bergaul dengan teman, tua, mati iya juga... kemana setelah mati ya dikubur, betul juga..
Adakah makna yang lebih dalam yang bisa membuat hidup kita terasa lebih berarti? Bagaimana kalau saya adalah seorang hamba yang diciptakan, hidup untuk mengabdi pada yang menciptakan, dan saya akan kembali pada pencipta saya. Yupp ada Allah SWT sebagai pencipta kita. Dia yang menciptakan kita lengkap dengan seperangkat aturannya. Seperti halnya sebuah sepeda motor yang lengkap dibuat dengan seperangkat aturan pakai dan segala perawatannya. Ada berbagai macam sparepart yang terdapat pada sepeda motor dan masing-masing bagian mempunyai fungsi tersendiri. Masing-masing bagian harus diperlakukan sebagaimana mestinya. Misal tengki bensin harus diisi bensin, tengki oli harus diisi oli, ban bentuknya harus bulat, atau jok kendaraan sebaiknya terbuat dari benda yang lunak. Lalu apa jadinya ketika salah satu aturan itu kita langgar? Kita ganti semau kita misalnya, bensin diganti saja dengan air, olinya kita ganti saja dengan mintak goreng. Rusak? (pastinya). Mengapa demikian? Karena tidak dilakukan perawatan sesuai petunjuk perawatan dan penggunaan, bukankah demikian? Ketika salah satu bagian tidak dapat berfungsi maka bagian lain tidak dapat bekerja dengan baik atau minimal terdapat kejanggalan. Motor tidak dapat bekerja dengan sempurna. Pembuat motor lebih tahu bagaimana merawat dan menggunakan setiap bagian pada motor tersebut tetapi kita mencoba untuk melanggarnya. Maka kerusakan yang terjadi.
Demikian juga manusia, manusia yang diciptakan Allah SWT lengkap dengan seperangkat nalurinya, lengkap dengan seperangkat anggota tubuhnya, tentunya lengkap juga dengan aturannya. Bagaimana kalau salah satu aturan itu kita langgar? Pasti ada konsekuensinya masing-masing tergantung dari fungsi apa yang kita langgar. Perut kosong tidak makan maka akibatnya lapar, badan jadi lemas, dan organ-organ yang lain tidak dapat bekerja dengan sempurna. Hidung enggan menghirup nafas maka sudah dapat kita pastikan bakal mengakibatkan kematian. Karena fungsi paru-paru, jantung, dan darah semua akan terganggu. Itu tadi baru fungsi tubuh atau yang sering kita sebut sebagai fungsi jasmaniah, belum lagi perangkat naluriahnya. Manusia yang diciptakan lengkap dengan nalurinya, ketika salah satu aturan kita langgar dalam memenuhi kebutuhan naluri ini maka yang terjadi juga kerusakan. Ada naluri untuk beragama, meneruskan keturunan, dan naluri untuk mempertahankan diri. Naluri kita beragama disini maksudnya adalah naluri untuk mengagungkan sesuatu yang lebih hebat atau kuat atau bisa juga sesuatu yang kita anggap suci. Ketika seseorang menganggap seekor sapi adalah sesuatu yang suci yang wajib dijaga keberadaanya, maka ia akan memperlakukan sapi tersebut dengan agung dan sempurna. Begitu juga seseorang ketika menganggkap sebongkah batu sebagai sesuatu yang suci maka ia akan mensyakralkannya meskipun batu tersebut tidak dapat melakukan apa-apa untuk kita. Tentu saja ini tidak sesuai akal dan penyaluran naluriah semacam ini hanya mampu memuaskan perasaan yang berasal dari hati nurani semata namun lemah dimata akal.
Adapun aturan Allah SWT dalam hal berkasih sayang/ meneruskan keturunan dan mempertahankan diri, ketika kita salah menempatkan juga pasti menimbulkan masalah. Namun akan kita bahas pada artikel selanjutnya. Demikian Allah SWT mengetahui apa-apa saja potensi manusia, oleh karena itu Allah juga menciptakan kita lengkap beserta seperangkat aturannya. Tinggal kita saja apakah mau menjalani hidup ini sesuai dengan aturan Allah SWT untuk menghindari adanya kerusakan, atau akan menjalani hidup semau gue namun pada akhirnya menimbulkan keresahan atau separah-parahnya mengakibatkan kematian dan kerusakan tatanan kehidupan.
Sekarang, akan kemana kita setelah mati? Apakah hanya akan menjadi jasad yang habis dimakan ulat dalam tanah? Sia-sia dunk hidup dengan baik yang sudah berhasil dijalani di dunia ini? Masa ga ada reward? Tega sekali pencipta kita kalo gitu. Tapi alhamdulillah tidak begitu adanya.
[5] sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu pasti benar,
[6] dan sesungguhnya (hari) pembalasan pasti terjadi.
[QS. Adz-dzariyyat: 5-6]
[96] Hingga apabila dibukakan (tembok) Yakjuj dan Makjuj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi.
[97] Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (hari berbangkit), maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (Mereka berkata): "Aduhai, celakalah kami, sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang lalim".
[QS. Al-Anbiya:96-97]
[1] Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya keguncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat).
[2] (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat keguncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat keras.
[QS. Al-Hajj:1-2]
Ya, ada balasan dalam setiap hasil perbuatan kita, untuk bekal kita nantinya menempuh kehidupan yang lebih abadi yang telah dijanjikan oleh Allah. Apakah kita akan termasuk dalam kumpulan orang yang lolos tes masuk surga, atau gugur bersama orang-orang yang kurang beruntung sehingga harus menjadi penghuni neraka.
Kita tahu siapa pencipta kita, kita tahu untuk apa kita hidup, dan akan kemana kita setelah mati. Selanjutnya menjadi pilihan masing-masing dari kita untuk menentukan hidup seperti apa yang akan kita jalani untuk menentukan kehidupan kekal macam apa yang akan kita dapat. Apakah akan menjalankan hidup sesuai aturan yang diberikan Allah SWT sehingga tidak terjadi kerusakan atau... ini adalah sebuah pilihan, silahkan memilih.
Kamis, 13 Agustus 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar