Kamis, 13 Agustus 2009

In the Name of Allah

Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang. Nabi S.A.W bersabda yang bermaksud: “Apabila seseorang dimasukkan nur (cahaya keimanan) maka hatinya akan menjadi lapang dan terbuka. Lalu sahabat bertanya : Apakah tandanya hati yang lapang dan terbuka itu?. Jawab Rasulullah S.A.W : Ada perhatian terhadap kehidupan yang kekal di akhirat dan timbulnya peringatan tentang tipu daya ini dan orang bersiap sedia mengahadapi mati sebelum datangnya ajal” (Hadith Riwayat Jabir) Lebih Lengkap, -- back to the real of... me: Agustus 2009

Butterfly

Seseorang menemukan sebuah kepompong kupu-kupu.

Suatu hari lubang kecil mulai tampak. Ia duduk menyaksikan kupu-kupu berjam-jam berjuang keluar melalui lubang kecil itu. Lalu kupu-kupu tampak berhenti. Ia tampak seolah-olah sudah bergerak semampunya, namun ia tak mampu bergerak lagi.

Maka orang itu pun bermaksud menolongnya. Diambilnya gunting dan ia potong bagian kepompong yang masih tersisa. Kupu-kupu itu pun keluar dengan gampangnya. Tapi tubuhnya yang kecil bengkak dan sayapnya lunglai,

Ia terus menyaksikan kupu-kupu itu dengan harapan bahwa, suatu saat, sayapnya akan membesar dan menguat hingga mampu menyangga tubuhnya, yang akan mengerut pada saat yang sama.

Tapi tak terjadi. Nyatanya, kupu-kupu itu menghabiskan sisi hidupnya dengan merayap-rayap pelan dengan tubuhnya yang bengkak dan sayapnya yang lunglai. Ia tak pernah bisa terbang.

Apa yang dipahami orang itu, dengan segala kebaikannya dan ketergesaannya, adalah bahwa kepompong yang memenjarakan itu dan perjuangan yang mesti ditempuh kupu-kupu keluar dari lubang kecil itu adalah cara Allah memeras cairan dari tubuhnya yang disalurkan ke sayapnya, sehingga sayapnya akan siap terbang begitu tubuhnya keluar dari kepompong.

Terkadang perjuangan demi perjuangan mutlak diperlukan kita dalam kehidupan ini, jika Allah melenggangkan kita melewati hidup ini tanpa hambatan, itu malah akan melumpuhkan kita. Kita tak akan sekuat apa yang bisa kita lakukan. Kita tak akan bisa “terbang”!
Lebih Lengkap, -- back to the real of... me: Agustus 2009

Siapa saya? Untuk apa saya hidup? Dan akan kemana saya setelah mati?

-----------------------------------------
Saya manusia, jelas.. pasti..
Saya hidup untuk makan, minum, mandi, kecil, dewasa, bergaul dengan teman, tua, mati iya juga... kemana setelah mati ya dikubur, betul juga..
Adakah makna yang lebih dalam yang bisa membuat hidup kita terasa lebih berarti? Bagaimana kalau saya adalah seorang hamba yang diciptakan, hidup untuk mengabdi pada yang menciptakan, dan saya akan kembali pada pencipta saya. Yupp ada Allah SWT sebagai pencipta kita. Dia yang menciptakan kita lengkap dengan seperangkat aturannya. Seperti halnya sebuah sepeda motor yang lengkap dibuat dengan seperangkat aturan pakai dan segala perawatannya. Ada berbagai macam sparepart yang terdapat pada sepeda motor dan masing-masing bagian mempunyai fungsi tersendiri. Masing-masing bagian harus diperlakukan sebagaimana mestinya. Misal tengki bensin harus diisi bensin, tengki oli harus diisi oli, ban bentuknya harus bulat, atau jok kendaraan sebaiknya terbuat dari benda yang lunak. Lalu apa jadinya ketika salah satu aturan itu kita langgar? Kita ganti semau kita misalnya, bensin diganti saja dengan air, olinya kita ganti saja dengan mintak goreng. Rusak? (pastinya). Mengapa demikian? Karena tidak dilakukan perawatan sesuai petunjuk perawatan dan penggunaan, bukankah demikian? Ketika salah satu bagian tidak dapat berfungsi maka bagian lain tidak dapat bekerja dengan baik atau minimal terdapat kejanggalan. Motor tidak dapat bekerja dengan sempurna. Pembuat motor lebih tahu bagaimana merawat dan menggunakan setiap bagian pada motor tersebut tetapi kita mencoba untuk melanggarnya. Maka kerusakan yang terjadi.
Demikian juga manusia, manusia yang diciptakan Allah SWT lengkap dengan seperangkat nalurinya, lengkap dengan seperangkat anggota tubuhnya, tentunya lengkap juga dengan aturannya. Bagaimana kalau salah satu aturan itu kita langgar? Pasti ada konsekuensinya masing-masing tergantung dari fungsi apa yang kita langgar. Perut kosong tidak makan maka akibatnya lapar, badan jadi lemas, dan organ-organ yang lain tidak dapat bekerja dengan sempurna. Hidung enggan menghirup nafas maka sudah dapat kita pastikan bakal mengakibatkan kematian. Karena fungsi paru-paru, jantung, dan darah semua akan terganggu. Itu tadi baru fungsi tubuh atau yang sering kita sebut sebagai fungsi jasmaniah, belum lagi perangkat naluriahnya. Manusia yang diciptakan lengkap dengan nalurinya, ketika salah satu aturan kita langgar dalam memenuhi kebutuhan naluri ini maka yang terjadi juga kerusakan. Ada naluri untuk beragama, meneruskan keturunan, dan naluri untuk mempertahankan diri. Naluri kita beragama disini maksudnya adalah naluri untuk mengagungkan sesuatu yang lebih hebat atau kuat atau bisa juga sesuatu yang kita anggap suci. Ketika seseorang menganggap seekor sapi adalah sesuatu yang suci yang wajib dijaga keberadaanya, maka ia akan memperlakukan sapi tersebut dengan agung dan sempurna. Begitu juga seseorang ketika menganggkap sebongkah batu sebagai sesuatu yang suci maka ia akan mensyakralkannya meskipun batu tersebut tidak dapat melakukan apa-apa untuk kita. Tentu saja ini tidak sesuai akal dan penyaluran naluriah semacam ini hanya mampu memuaskan perasaan yang berasal dari hati nurani semata namun lemah dimata akal.
Adapun aturan Allah SWT dalam hal berkasih sayang/ meneruskan keturunan dan mempertahankan diri, ketika kita salah menempatkan juga pasti menimbulkan masalah. Namun akan kita bahas pada artikel selanjutnya. Demikian Allah SWT mengetahui apa-apa saja potensi manusia, oleh karena itu Allah juga menciptakan kita lengkap beserta seperangkat aturannya. Tinggal kita saja apakah mau menjalani hidup ini sesuai dengan aturan Allah SWT untuk menghindari adanya kerusakan, atau akan menjalani hidup semau gue namun pada akhirnya menimbulkan keresahan atau separah-parahnya mengakibatkan kematian dan kerusakan tatanan kehidupan.
Sekarang, akan kemana kita setelah mati? Apakah hanya akan menjadi jasad yang habis dimakan ulat dalam tanah? Sia-sia dunk hidup dengan baik yang sudah berhasil dijalani di dunia ini? Masa ga ada reward? Tega sekali pencipta kita kalo gitu. Tapi alhamdulillah tidak begitu adanya.

[5] sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu pasti benar,
[6] dan sesungguhnya (hari) pembalasan pasti terjadi.

[QS. Adz-dzariyyat: 5-6]
[96] Hingga apabila dibukakan (tembok) Yakjuj dan Makjuj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi.
[97] Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (hari berbangkit), maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (Mereka berkata): "Aduhai, celakalah kami, sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang lalim".

[QS. Al-Anbiya:96-97]
[1] Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya keguncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat).
[2] (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat keguncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat keras.

[QS. Al-Hajj:1-2]

Ya, ada balasan dalam setiap hasil perbuatan kita, untuk bekal kita nantinya menempuh kehidupan yang lebih abadi yang telah dijanjikan oleh Allah. Apakah kita akan termasuk dalam kumpulan orang yang lolos tes masuk surga, atau gugur bersama orang-orang yang kurang beruntung sehingga harus menjadi penghuni neraka.
Kita tahu siapa pencipta kita, kita tahu untuk apa kita hidup, dan akan kemana kita setelah mati. Selanjutnya menjadi pilihan masing-masing dari kita untuk menentukan hidup seperti apa yang akan kita jalani untuk menentukan kehidupan kekal macam apa yang akan kita dapat. Apakah akan menjalankan hidup sesuai aturan yang diberikan Allah SWT sehingga tidak terjadi kerusakan atau... ini adalah sebuah pilihan, silahkan memilih.
Lebih Lengkap, -- back to the real of... me: Agustus 2009

THERE IS NO GOD (are you sure?)

Lalu siapa God yang sering mereka sebut dalam kalimat “oh, my God”.
Siapa kita? Ngapain kita? Mau kemana kita? Apa itu alam semesta?
Apa itu hidup? Adakah sesuatu sebelum kehidupan ini? Adakah sesuatu setelah kehidupan ini?
Dalam benak setiap insan pasti ada pertanyaan semacam ini. Dan tidak semua orang mampu menjawabnya. Tapi agamaku mampu menjawabnya. Agamaku adalah Islam dan saya menemukan jawaban atas banyak pertanyaan tadi dari Islam. Pencipta, ya ada pencipta dibalik semua pertanyaan tadi. Dialah Allah SWT. Kenapa jadi harus ada pencipta? Bukankah semua yang ada ini hasil dari evolusi? Aghh itu sih kata Darwin. Lalu dari mana kita dapat keteraturan alam ini kalo ga ada yang mengatur, bagaimana mungkin kita bisa cocok dengan bumi? Kenapa harus bumi? Kenapa bukan mars atau bulan? kenapa bukan matahari aja sekalian. Mampukah sebuah proses evolution melakukan semua ini? Jantung yang berdetak, darah yang mengalir, rasa cinta, rasa benci, amarah, siapa yang membuat semua ini?
Akhirnya memang harus menyerah dan kembali mengakui bahwa memang ada pencipta dibalik alam semesta, manusia, dan hidup. Pencipta telah menciptakan segala sesuatu dari tidak ada menjadi ada. Jenis makhluk macam apa pencipta itu? Karena saya juga bisa kalo hanya menciptakan, menciptakan tulisan, menciptakan piring, atau yang agak keren dikit menciptakan kapal terbang, pesawat, kereta api cepat, semua bisa diciptakan manusia. Lalu apakah pencipta itu dari jenis manusia. Saya termasuk salah satu orang yang ga bakal terima kalo ternyata pencipta saya hanya seorang manusia. Ia haruslah sesuatu yang tidak bersandar pada apapun. Dia haruslah sesuatu yang agung.
Apa sih didunia ini yang abadi? Manusia? Alam semesta? Hidup? Hmmm bukan itu semua, ga ada yang abadi didunia ini. Semuanya terbatas, lemah, serba kurang dan saling membutuhkan kepada yang lain. Manusia bisa mati, hidup bisa berakhir, dan alam semesta mempunyai banyak keterbatasan. Berarti ada sesuatu yang lain yang menciptakan ini semua. Apakah sesuatu itu diciptakan oleh yang lain? Apakah sesuatu itu menciptakan dirinya sendiri? Ataukah sesuatu itu adalah sesuatu yang tidak berawal dan berakhir serta harus adanya?
Untuk pertanyaan pertama ia diciptakan oleh sesuatu yang lain sepertinya salah dan ga masuk akal. Coba kita cek, masa dia diciptakan? Berarti dia terbatas juga dunk. Masa ada yang lebih hebat dari pencipta? Kenapa bukan penciptanya dia aja kita jadikan pencipta. Kemudian untuk kemungkinan yang kedua bahwa dia menciptakan dirinya sendiri, berarti dia makhluk sekaligus pencipta. Ga mungkin juga gimana ceritanya, terus duluan mana antara bumi dan dia yang menciptakan diri sendiri tadi? Nah lo bingung kan? Sama. Oleh karena itu, pencipta haruslah bersifat tidak berawal dan tidak berakhir serta wajib adanya. Dia adalah Allah SWT. Coba kita lihat dan amati segala sesuatu yang ada di alam semesta, fenomena hidup, dan diri manusia sendiri. Kita amati salah satu planet yang ada di alam semesta, atau dengan merenungi fenomena hidup – lahir, besar, tua, tangis dan tawa, mati – atau meneliti salah satu bagian dari diri kita – darah yang mengalir, jantung yang memompa, udara yang melegakan – akan kita dapati bukti nyata bahwa ternyata Allah SWT itu ada. Dialah Sang Khaliq pencipta segala sesuatu. Dia ada, walau tidak nmapak keberadaannya, seperti halnya udara yang bisa kita rasakan keberadaannya namun tak mampu kita lihat dan kita pegang.
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering) -nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; Sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.(TQS Al Baqarah [2]: 164)
Semoga melalui penjelasan diatas akan kita temui kesepakatan bahwa ada Sang Khaliq Allah SWT sebagai pencipta. Dan semakin bersemangat untuk mencari tahu, melanjutkan mencari jawaban atas pertanyaan Siapa saya? Ngapain saya? Mau kemana saya?
Lebih Lengkap, -- back to the real of... me: Agustus 2009

Selasa, 11 Agustus 2009

Nothing

just begin with Bismillah and ending with Alhamdulillah..

i`ve ready to go


dari hidupmu mungkin...?

seandainya kau menghendaki.. :D
Lebih Lengkap, -- back to the real of... me: Agustus 2009